SISTEM INFORMASI RESTORAN
Prakata
komputerisasi telah berkembang di berbagai bidang, sehingga
hampir setiap kegiatan telah memanfaatkan perkembangan teknologi komputer.
Perkembangan teknologi komputer membuat perangkat komputer menjadi semakin mudah,
semakin kecil, dan tentu semakin mudah dijangkau. Hal ini terjadi dikarenakan
perkembangan teknologi yang kian pesat sehingga bahkan lebih cepat dari
perkembangan sistem yang berjalan didalamnya, sehingga sebagian besar sistem
aplikasi mampu diterima oleh perangkat yang memiliki harga yang terjangkau,
misalnya untuk browsing internet pada beberapa tahun lalu tidak dapat dilakukan
melalui perangkat handphone, namun sekarang hampir seluruh handphone dapat
melakukan browsing internet, bahkan dengan harga yang terjangkau.
Restoran merupakan salah satu dari banyak tempat yang
memanfaatkan kemajuan teknologi. Mulai dari pemesanan tempat, yang sekarang ini
bisa melalui telepon, sampai pembayaran yang dapat dilakukan menggunakan kartu
kredit. Semua itu tidak lepas dari perkembangan teknologi. Namun masih terdapat
beberapa restoran yang masih menggunkan cara manual, yaitu mencatat setiap
pesanan menggunakan kertas karbon, kemudian pelayan akan mencatat dan
memberikan tiga salinan pesanan ke dapur dan kasir. Tentu hal ini menyulitkan
pemesanan dan tidak ada antrian dalam pesanan. Sehingga makanan tidak dapat
keluar bersamaan, atau bahkan ada makanan yang mudah dibuat akan dikeluarkan
dulu.
Oleh karena itu Sistem Restoran sangat penting untuk
diimplementasikan. Sistem restoran dapat langsung mengirimkan pesanan dari
pelanggan ke bagian dapur melalui jaringan komputer yang dibangun di restoran
tersebut. Jaringan dapat dibangun dengan menggunakan konsep wireless (tanpa kabel). Diharapkan
sistem ini dapat mempermudah kerja pelayan sehingga lebih efektif dan efisien.
ENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Teknologi informasi dan komunikasi menjanjikan efisiensi dan
efektivitas, efisiensi yang dijanjikan antara lain pencarian data yang cepat,
serta penampilan informasi yang menarik pada sebuah media tampilan layar
monitor, efektivitas yang dijanjikan antara lain dapat mengurangi penggunaan
kertas dan tentu dapat dilakukan pembagian resource
sehingga satu data dapat diakses oleh banyak pengguna tanpa harus menggandakan
data tersebut. Pada era dewasa ini perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi begitu pesat. Pemanfaatan dan penggunakan teknologi bukan merupakan
hal yang asing. Penggunaan media perangkat bergerak (mobile device) sudah menjadi hal yang biasa, bahkan hampir setiap
menit kita jumpi penggunaan perangkat elektronik disetiap sudut kegiatan kita.
Mulai dari sistem parkir, sistem informasi akademik, bahkan sampai pengambilan
uang di Bank yang telah digantikan oleh mesin ATM. Beberapa hal tersebut adalah
sedikit contoh dari pemanfaatan teknologi informasi.
Efisiensi dan efektivitas yang ditawarkan dari teknologi
informasi dan komunikasi merupakan salah satu hal yang mendukung terjadinya
pmanfaatan dan perkembangan teknologi informasi di berbagai bidang tak terkecuali
restoran. Pada dasarnya restoran adalah usaha yang bergerak dibidang jasa
pelayanan. Pada restoran yang belum menggunakan teknologi informasi dan
komunikasi, biasanya digunakan media kertas dan pencatatan pada sebuah kertas
karbon rangkap. Reservasi meja akan ditulis dan dicatat oleh petugas reservasi
pada buku catatan, tentu pada buku catatan tidak terdapat alarm atau pengingat,
sehingga petugas reervasi harus melakukan cek secara rutin terhadap jadwal.
Petugas reservasi juga harus menggunakan perangkat lain untuk pengingat dan
alarm. Pelayan akan mencatat setiap menu pesanan pelanggan menggunakan kertas
karbon rangkap yang selanjutnya akan diberikan copy 1 kepada dapur untuk
diproses, dan akan diberikan copy 2 kepada kasir untuk dihitung, namun jika ada
tambahan pesanan maka pelayan harus menggunakan kertas baru dan melakukan hal
yang sama seperti pesanan baru. Pada pesanan menggunakan media kertas karbon
proses urutan pelayanan akan dilakukan secara manual. Jika pelayan memberikan
dua kertas pesanan secara langsung kepada dapur maka dapur akan melakukan
urutan sendiri, dapat terjadi ketidak sesuaian urutan pesanan, sehingga
pelanggan yang memesan pertama kali dapat dinomor duakan oleh bagian dapur.
Pencatatan menu yang keluar dan pencatatan penggunaan bahan dasar akan
dilakukan oleh bagian dapur secara manual. Data penggunaan bahan dasar makanan
ataupun bahan langsung saji dapat mempengaruhi jumlah stok bahan makanan.
Bagian kasir akan mengumpulkan kertas pesanan serta kertas pesanan tambahan
yang kemudian menghitungnya secara manual, atau dibantu dengan mesin
penghitung.
Beberapa hal yang telah diuraikan diatas tentu kurang
efektif dan kurang efisien. Oleh sebab itu di proposal ini kami menawarkan
sebuah sistem informasi restoran yang didalamnya terdapat beberapa fitur utama
diantaranya adalah reservasi meja, pelayanan pesanan, serta kasir. Pelayanan
pesanan dapat menggunakan media bergerak (mobile)
berupa tablet atau smartphone.
Oleh
sebab itu restoran anda memandang perlu untuk segera memiliki sistem e-strategi
dalam pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk mendukung aktivitas
restoran yang meliputi aktivitas reservasi meja, pemesanan menu, pengolahan
bahan dasar oleh dapur, dan pembayaran untuk terciptanya proses bisnis yang
efektif dan efisien.
1.2 Maksud
Maksud dari perancangan dan pembangunan sistem informasi
restoran ini adalah memberikan landasan berpikir, standarisasi dan implementasi
bagi perkembangan teknolgi informasi restoran yang efektif dan efisien dalam
bentuk Sistem Informasi Restoran
1.3. Tujuan
Tujuan dari perancangan dan pembangunan Sistem Informasi
Restoran ini adalah:
a. Meningkatkan
mutu layanan melalui pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam
proses penyelenggaraan pelayanan terhadap pelanggan.
b. Terbentukanya
proses bisnis yang efektif dan efisien
c. Perbaikan
organisasi, sistem manajemen, dan proses kerja.
1.4. Sasaran Kegiatan
Sasaran kegiatan pembuatan rencana induk pengembangan
teknologi informasi adalah:
1. Tersedianya
rencana pengembangan sebagai acuan dalam upaya untuk perancangan dan
pengembangan sistem
2. Tersedianya
Teknologi Informasi untuk mendukung upaya pengembangan sistem
3. Tingkat
pencapaian kinerja unit pelayanan pada restoran
4. Penataan
sistem, mekanisme dan prosedur pelayanan, sehingga pelayanan dapat dilaksanakan
secara lebih berkualitas, berdaya guna dan berhasil guna;
1.5. Luaran Kegiatan
Luaran kegiatan perancangan dan pembangunan sistem informasi
restoran antara lain:
a. Sistem
informasi restoran
b. Laporan
proses bisnis
c. Perancangan
infrastruktur jaringan
d. Dokumentasi
petunjuk
AJIAN PUSTAKA
Perkembangan teknologi informasi mendukung terjadinya proses
bisnis yang efektif dan efisien. Berbagai perangkat yang merupakan hasil dari
perkembangan teknologi muncul untuk mendukung proses bisnis di berbagai sudut
kegiatan.
2.1. Kerangka Berpikir Pengembangan Teknologi Informasi
Mengingat pengembangan teknologi Informasi merupakan sebuah
proses transformasi dari manual ke elektronik, maka dibutuhkan upaya-upaya
sistematis yang menyangkut subyek, obyek dan metoda yang terkait dengan proses
transformasi tersebut.
2.2. Kualitas Pelayanan
Goetsch dan Davis dalam Tjiptono (1998) mengatakan kualitas
merupakan suatu kondisidinamis yang berhubungan dengan produk, manusia, proses
dan lingkungan yang memenuhi harapan. Kualitas merupakan perwujudan atau
gambaran-gambaran hasil yang mempertemukan kebutuhan dari pelanggan dalam
memberikan kepuasan. Jadi konsep kualitas lebih dari sekedar memenuhi
spesifikasi barang, kualitas mengimplikasikan memenuhi atau melebihi harapan
tentang ketepatan waktu, akurasi pekerjaan, kecepatan tanggapan, dan unjuk
kerja. Kualitas dipandang secara lebih luas, di mana tidak hanya aspek hasil
saja yang ditekankan, melainkan meliputi proses, lingkungan, dan manusia. Untuk
mengukur kualitas layanan di sektor publik menurut Laterner & Levine (1990)
dan Hatry (1999) melalui 5 indikator, yaitu :
a. Baik tidaknya layanan (quality of
service). Baik tidaknya layanan dapat dilihat dari sejauh mana
institusi dalam memberikan layanan publik dengan ramah, populis dan berbagai
macam bentuk perilaku yang dapat menyenangkan dan memuaskan pelanggan.
b. Produktivitas (productivity).
Produktivitas sering diukur dengan rasio antara input dengan output. Dalam
konteks layanan publik produktivitas dapat diukur dengan jawaban pertanyaan.
c. Responsibilitas (responsibility).
Responsibilitas, dapat dibatasi sebagai tanggung jawab secara intern institusi
dan atau pelaksana layanan di dalam memberikan layanan publik atau menjalan-kan
tugasnya.
d. Akuntabilitas (accountability).
Akuntabilitas, dalam konteks layanan publik dapat dibagi menjadi dua sasaran:
(a) bagi institusi pemerintah lokal dalam memberikan layanan publik; (b) bagi
pelaksana layanan secara individual dimaknai dengan sejauhmana pelaksana layanan
bertanggung jawab terhadap pekerjaan.
e. Responsivitas (responsiveness).
Responsivitas di-artikan sebagai daya peka organisasi dan pelak-sana layanan
dalam menyikapi perkembangan lingkungan institusinya.
2.3. Standar Pelayanan Publik
Setiap penyelenggara pelayanan publik harus memiliki standar
pelayanan dan dipublikasikan sebagai jaminan adanya kepastian bagi penerima
pelayanan. Standar pelayanan merupakan ukuran yang dibakukan dalam
penyelenggaraan pelayanan publik yang wajib ditaati oleh pemberi dan atau
penerima pelayanan. Standar pelayanan terdiri dari :
1. Prosedur
pelayanan
2. Waktu
pelayanan
3. Biaya
pelayanan
4. Produk
pelayanan
5. Sarana
dan prasarana
6. Kompetensi
petugas pemberi pelayanan
2.4. Unsur Indeks Kepuasan Masyarakat
Berdasarkan
prinsip pelayanan sebagaimana telah ditetapkan dalam Keputusan Menteri PAN
Nomor: 63/KEP/M.PAN/7/2003, yang kemudian dikembangkan menjadi 14 unsur yang
"relevan”, “valid" dan "reliabel”, sebagai unsur minimal yang
harus ada untuk dasar pengukuran indeks kepuasan masyarakat adalah sebagai
berikut :
1.
Prosedur pelayanan, yaitu kemudahan
tahapan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat dilihat dari sisi
kesederhanaan alur pelayanan
2.
Persyaratan
Pelayanan, yaitu
persyaratan teknis dan administratif yang diperlukan untuk mendapatkan
pelayanan sesuai dengan jenis pelayanannya
3.
Kejelasan
petugas pelayanan, yaitu
keberadaan dan kepastian petugas yang memberikan pelayanan (nama, jabatan serta
kewenangan dan tanggung jawabnya)
4.
Kedisiplinan
petugas pelayanan, yaitu
kesungguhan petugas dalam memberikan pelayanan terutama terhadap konsistensi
waktu kerja sesuai ketentuan yang berlaku
5.
Tanggung
jawab petugas pelayanan,
yaitu kejelasan wewenang dan tanggung jawab petugas dalam penyelenggaraan dan
penyelesaian pelayanan
6.
Kemampuan
petugas pelayanan, yaitu
tingkat keahlian dan ketrampilan yang dimiliki petugas dalam memberikan/
menyelesaikan pelayanan kepada masyarakat
7.
Kecepatan
pelayanan, yaitu target
waktu pelayanan dapat diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan oleh unit
penyelenggara pelayanan
8.
Keadilan
mendapatkan pelayanan,
yaitu pelaksanaan pelayanan dengan tidak membedakan golongan/status masyarakat
yang dilayani
9.
Kesopanan
dan keramahan petugas,
yaitu sikap dan perilaku petugas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat
secara sopan dan ramah serta saling menghargai dan menghormati
10.
Kewajaran
biaya pelayanan, yaitu
keterjangkauan masyarakat terhadap besamya biaya yang ditetapkan oleh unit
pelayanan
11.
Kepastian
biaya pelayanan, yaitu
kesesuaian antara biaya yang dibayarkan dengan biaya yang telah ditetapkan
12.
Kepastian
jadwal pelayanan, yaitu
pelaksanaan waktu pelayanan, sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan
13.
Kenyamanan
lingkungan, yaitu kondisi
sarana dan prasarana pelayanan yang bersih, rapi, dan teratur sehingga dapat
memberikan rasa nyaman kepada penerima pelayanan
14. Keamanan Pelayanan, yaitu terjaminnya tingkat keamanan
lingkungan unit penyelenggara pelayanan ataupun sarana yang digunakan, sehingga
masyarakat merasa tenang untuk mendapatkan pelayanan terhadap resiko‑resiko
yang diakibatkan dari pelaksanaan pelayanan.
2.5. Analisis SWOT
Selain melakukan analisis komprehensif terhadap hasil
survey, agar hasil penyusunan rencana induk pengembangan Teknologi Informasi
dapat mencapai kondisi ideal yang diharapkan maka perlu dilakukan analisis
SWOT.
Ada beberapa komponen pokok yang akan dianalisis yaitu
sumber daya manusia, perangkat keras, perangkat lunak/aplikasi, jaringan
komputer/Internet, Data dan Informasi, pelayanan masyarakat, organisasi.
Komponen tersebut dianalisis letak kekuatannya (Strengths), kelemahannya
(Weaknesses), peluang (Opportunities) dan tantangan (Threaths). Analisis SWOT
ini dipakai sebagai dasar penentuan rencana pengembangan Teknologi Informasi
guna membantu peningkatan pelayanan publik, yaitu pelayanan terhadap pelanggan
restoran.
Dari analisis ini maka dapat dilakukan evaluasi diri untuk
berbenah diri membangun Rencana Pengembangan Pelayanan Publik yang didukung
Teknologi Informasi yang handal dan terpadu. Selain itu, dengan analisis SWOT
tersebut dapat diidentifikasi beberapa masalah utama yang perlu mendapatkan
perhatian untuk dapat mencapai kondisi yang memungkinkan untuk membangun dan
mengembangakan pelayanan publik. Strategi pengembangan Teknologi Informasi
untuk mendukung Peningkatan Pelayanan Publik menurut prioritas selanjutnya
dapat dibangun berdasarkan analisis SWOT yang telah disusun, disesuaikan dengan
kondisi riil yang ada di Pemerintah Kabupaten Kediri.
Analisis SWOT yang disusun berikut selain dari hasil
kuisioner juga hasil dari survey langsung terhadap masyarakat, kalangan bisnis
dan instansi pemerintah juga hasil dari survey terhadap dokumen-dokumen
pendukung (data sekunder) yang terdapat di Pemerintah Kabupaten Kediri.
ENCANA PENGEMBANGAN
Untuk mengintegrasikan seluruh implementasi Teknologi
Informasi dibutuhkan standar dan aturan-aturan pendukung yang dapat dijadikan
acuan utama dalam pengembangan Pelayanan Publik yang didukung dengan
implementasi Teknologi Informasi untuk seluruh pelayanan publik. Agar standar
dan panduan tersebut dapat diadaptasi oleh seluruh pelayanan publik di Dinas
Perhubungan Pemerintah Kabupaten Kediri secara lebih sistematik dan terpadu,
maka perlu diterjemahkan ke dalam suatu bentuk dokumentasi yang lebih
terperinci dan memudahkan mengikuti tahapan-tahapan kunci yang memungkinkan
hasil yang ingin dicapai dapat lebih terukur
3.1. Sumber Daya Manusia
Peninjauan terhadap sumber daya manusia (SDM) pengembangan
pelayanan publik yang disertai dengan implementasi pengembangan Teknologi
Informasi bagi restoran ini dimaksudkan untuk memberikan panduan baku
pengembangan Teknologi Informasi hanya pada bidang sumber daya manusia, dengan
ruang lingkup restoran (rumah makan).
Tujuan
pembuatan dokumen Cetak biru (Blueprint) sistem ini adalah:
1.
Panduan dalam perecanaan pengembangan sumber daya manusia
yang mengelola Teknologi Informasi
2.
Pedoman mengenai ukuran atau patokan tentang pengetahuan dan
ketrampilan yang dimiliki sumber daya manusia yang mengelola Teknologi
Informasi
3.2. Infrastruktur Jaringan
Jaringan
komputer adalah sekelompok komputer otonom yang saling berhubungan antara satu
dengan yang lainnya menggunakan protokol komunikasi melalui media komunikasi
sehingga dapat saling berbagi informasi, program- program, dan menggunakan
bersama perangkat keras. Jaringan komputer dapat diartikan pula sebagai
kumpulan sejumlah terminal komunikasi yang berada di berbagai lokasi yang
terdiri dari lebih dari satu komputer yang saling berhubungan.
Dalam
sebuah jaringan komputer umumnya saling berhubungan banyak komputer ke sebuah atau
beberapa server. Server adalah komputer yang berfungsi sebagai “pelayan”
pengiriman data dan/atau penerima data serta mengatur pengiriman dan penerimaan
data diantara komputer-komputer yang tersambung
Secara
mendasar, sebuah jaringan komputer dapat dibagi atas kelompok jaringan
eksternal (Internet atau pihak luar), kelompok jaringan internal dan kelompok
jaringan diantaranya atau yang biasa disebut sebagai DeMilitarized Zone
(DMZ). Komputer-komputer pada jaringan DMZ, adalah komputer-komputer yang perlu
dihubungi secara langsung oleh pihak luar. Contohnya adalah web-server, mail
exchange server dan name server. Komputer-komputer pada
jaringan DMZ harus dipersiapkan secara khusus, karena mereka akan terbuka dari pihak luar. Aplikasi
yang dipergunakan pada host-host pada DMZ harus merupakan aplikasi yang aman,
terus menerus dipantau dan dilakukan update secara reguler. Aturan-aturan yang
berlaku adalah sebagai berikut :
1.
Pihak luar hanya dapat berhubungan dengan host-host yang
berada pada jaringan DMZ, sesuai dengan kebutuhan yang ada. Secara default
pihak luar tidak bisa melakukan hubungan dengan host-host pada jaringan DMZ.
2.
Host-host pada jaringan DMZ secara default tidak dapat
melakukan hubungan dengan host-host pada jaringan internal. Koneksi secara terbatas
dapat dilakukan sesuai dengan kebutuhan.
3.
Host-host pada jaringan internal dapat melakukan koneksi
secara bebas baik ke jaringan luar maupun ke jaringan DMZ. Pada beberapa
implementasi, untuk meningkatkan keamanan, host-host pada jaringan internal tidak
dapat melakukan koneksi ke jaringan luar, melainkan melalui perantara host pada
jaringan DMZ, sehingga pihak luar tidak mengetahui keberadaan host-host pada
jaringan komputer internal.
Pembuatan
infrastruktur jaringan komputer di Kabupaten Kediri menggunakan konsep DMZ (De
Militerized Zone) dimana semua server utama diletakkan pada daerah bebas
gangguan keamanan yang diapit oleh dua firewall. Firewall pertama merupakan
exterior firewall yang menggunakan perangkat bridge firewall (diletakkan pada
NOC). Pada gateway diberikan fasilitas VPN (Virtual Private Network ) untuk
menjaga kerahasiaan pengiriman data baik voice atau non voice dari dan keluar
jaringan Kabupaten Kediri sedangkan dari sisi komputer client diberi software
VPN Client.
Firewall
kedua diletakkan pada sisi intranet yang dilengkapi juga dengan VPN server yang
dipasang pada router. Fungsi VPN adalah untuk menjamin kerahasiaan pengiriman
data karena antara NOC (Network Operation Center) dan client dihubungkan dengan
menggunakan wireless yang keamanannya rendah.
Server
farm berisi server-server seperti bridge, primary web server, secondary web
server, dns server, mail server, proxy server, aplication server.
Untuk
lebih optimal server-server di NOC sebaiknya menggunakan sistem operasi
Linux/Unix.
Spesifikasi
wireless LAN yang dapat digunakan antara sisi NOC dan client:
1.
WLAN dengan frekuensi 5.3 GHz s.d 5.8 GHz penggunaan
frekuensi ini bertujuan agar interefrensi antar pengguna perangkat wireless
tidak banyak terjadi karena frekuensi 2.4 GHz sudah terlalu rapat dan gangguan
yang terjadi sangat besar. Selain itu frekuensi 5GHz sebelum dipasang harus
mendapat ijin dari Departemen yang terkait
2.
Menggunakan metode enkripsi WPA atau WEP pada perangkat radio
yang tersedia baik antara NOC dan client maupun antar client sendiri. Fungsi
WPA/WEP untuk menjamin tingkat keamanan transmisi data selain adanya VPN antara
NOC dan client.
3.
Untuk pengembangan infrastruktur jaringan ke depan bisa
diarahkan pada penggunaan fiber optic maupun Wimax.
3.3. Topologi Jaringan
LAN digunakan untuk menghubungkan komputer-komputer pribadi
dan workstation dalam suatu instansi yang menggunakan peralatan secara bersama-
sama dan saling bertukar informasi. Pada umumnya LAN dimiliki oleh suatu
instansi tanpa danya campur tangan lain, misalnya jaringan telekomunikasi. LAN
digunakan untuk menghubungkan simpul yang berada di daerah yang tidak terlalu
jauh seperti dalam sebuah bangunan atau gedung dengan radius maksimum 10
kilometer. Dalam LAN umumnya kecepatan pengiriman data sangat tinggi, misalnya
10 Mbps, 100 Mbps bahkan ada yang sampai dengan 1000 Mbps.
Dalam LAN untuk menguraikan cara bagaimana komputer
terhubung dalam suatu jaringan di kenal dengan istilah Topologi. Topologi
menguraikan layout aktual dari perangkat keras jaringan sedangkan topologi
logika menguraikan perilaku komputer dalam jaringan dari sudut pandang
operator, dalam hal ini manusianya yaitu topologi fisik. Pada umumnya jaringan
menggunakan satu atau lebih topologi fisik. Topologi fisik meliputi : BUS, STAR
dan RING.
Topologi BUS adalah topologi umum dalam LAN. Satu kabel
utama menghubungkan tiap simpul ke saluran tunggal komputer yang mengakses
ujung dengan ujung. Masing-masing simpul di tiap komputer terhubung dengan
simpul komputer yang lain, kecuali komputer dipaling ujung hanya terhubung
dengan satu sisi simpulnya.
Dalam topologi STAR sebuah terminal pusat bertindak sebagai
pengatur dan pengendali semua komunikasi data yang terjadi. Semua kontrol dalam
totpologi STAR dipusatkan pada satu titik yang dinamakan stasion primer dan
terminal lain sebagai stasion sekunder.
Topologi RING hampir sama dengan topologi BUS, hanya saja
ujung dari topologi ini dihubungkan dengan ujung yang lain hingga menyerupai
lingkaran. Topologi yang akan digunakan pada masing-masing dinas atau instansi
pada Pemerintah Kabupaten Kediri adalah Star. Karena apabila ada satu komputer
error/crash maka tidak akan mengganggu jalannya data pada komputer lain. Selain
itu juga karena adanya kontrol terpusat sehingga memudahkan dalam mendeteksi
error. Topologi star merupakan topologi yang sering digunakan dalam instalasi
jaringan di beberapa instansi, karena memang topologi star merupakan topologi
yang sangat mudah dilakukan maintenance ketika
diperlukan.
Keuntungan dari setiap jenis topologi
Gambar 4 merupakan gambar skema jaringan dengan menggunakan
topologi star yang dipadukan dengan beberapa hardware pendukung seperti
misalnya printer dan access point
Gambar 4. Jaringan Dengan Menggunakan Topologi Star
ERANCANGAN ANTAR MUKA
Menu pesanan akan ditemapilkan menyerupai menu cetak dan
jika ingin melakukan pesanan maka tinggal menyentuh menu tersebut, maka muncul
dialog pesanan, mengenai jumlah pesanan dan permintaan tambahan terhadap menu
yang dipesan
Untuk reservasi akan ditampilkan antar muka
Untuk media layar sentuh (touch screen) dapat menggunakan keyboard yang telah disediakan.
Beberapa contoh diatas adalah contoh tampilan antar muka.
Setiap desain antar muka dapat disesuaikan dengan keinginan atau disesuaikan
dengan tema yang diangkat dari restoran yang akan dirancang dan dibangun sistem
informasinya